Sabtu, 14 Januari 2023

Memahami Prinsip Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat


Memahami Prinsip Pemilihan Model Pembelajaran yang Tepat

Untuk memilih model pembelajaran yang tepat maka guru perlu memperhatikan beberapa hal yang meliputi mata pelajaran, jumlah jam, perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan dukungan yang tersedia. Dengan demikian tujuan pembelajaran (keterampilan) yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Memilih model pembelajaran yang tepat mengacu pada metode pembelajaran yang akan digunakan, meliputi tujuan pengajaran, tahapan kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Hal ini dengan harapan setiap model pembelajaran dapat membimbing kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa memilih model pembelajaran yang tepat sangat dipengaruhi oleh mata pelajaran yang akan diajarkan, tujuan pengajaran yang akan dicapai, tingkat kemampuan siswa, jumlah jam di kelas waktu yang dihabiskan di kelas, lingkungan belajar, dan dukungan yang tersedia.

Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu pada kemampuan belajar untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan mendorong belajar aktif dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu pada kemampuan pembelajaran untuk mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa ke tingkat kompetensi atau kompetensi yang telah ditentukan.

Dalam hal ini, sebelum melihat hasil, pastikan terlebih dahulu aspek proses berjalan dengan baik. Di era teknologi saat ini, guru tidak hanya mengajar (transfer ilmu), tetapi juga harus menjadi pemimpin pembelajaran.

Artinya setiap guru diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menantang kreativitas dan aktivitas siswa, memotivasi siswa, menggunakan multimedia, berbagai metode dan berbagai sumber untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Metode diartikan sebagai cara yang digunakan oleh seorang guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran dan dapat dipahami sebagai suatu cara penyajian materi kepada siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Metode berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Tempat metode adalah seperti salah satu komponen pembelajaran. Banyak metode yang dapat digunakan oleh seorang guru. Tidak ada satu pun metode terbaik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berbeda. Guru harus tahu bagaimana memilih dan menggunakan banyak metode pengajaran yang berbeda.

Dalam memilih model pembelajaran, ada hal-hal yang harus diperhatikan dan diperhitungkan, yakni tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, kemampuan dan latar belakang siswa, serta kemampuan dan latar belakang guru. Keadaan proses belajar yang sedang berlangsung. dan Alat atau media yang tersedia

Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaks (langkah-langkah), dan sifat lingkungan pembelajaran. Arends (1997) menyebutkan enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu presentasi, pengarahan langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, dan diskusi kelas.

Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran antara lain model-model berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002) jenis – model pembelajaran yang beragam termasuk pembelajaran kontekstual (CTL) model, model pembelajaran berbasis masalah, dan model pembelajaran pembelajaran konstruktivis, model pendekatan lingkungan, model pengajaran langsung, model pembelajaran terpadu dan model pembelajaran interaktif.

 Ciri-Ciri Metode Pembelajaran yang Baik

Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan seorang guru untuk menyampaikan suatu topik. Oleh karena itu, setiap guru mengajar harus dapat memilih metode yang baik. Penggunaan suatu metode pembelajaran hendaknya memperhatikan.

hal-hal seperti apakah metode yang digunakan membangkitkan motivasi, minat atau semangat belajar siswa, dan menjamin berkembangnya kepribadian aktif siswa siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya, merangsang minat, mungkin menghapus representasi verbal dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan berguna, dll.

Dalam memilih metode pembelajaran, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut: Tidak ada metode yang lebih unggul, karena semua metode memiliki karakteristik yang berbeda, memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.

cocok untuk mempelajari beberapa keterampilan lainnya. Setiap keterampilan memiliki karakteristiknya sendiri dan umum, sehingga mempelajari suatu keterampilan memerlukan metode tertentu, yang mungkin tidak sama dengan keterampilan lainnya.


5.  Ciri-ciri metode pembelajaran yang baik adalah

Untuk menjawab soal no. 5, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini :

https://naikpangkat.com/memahami-prinsip-pemilihan-model-pembelajaran-yang-tepat/

20 poin

A. Pembelajaran dengan berulang-ulang dan monoton

B. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya

C. Selalu memberikan tekanan pada siswa agar mengerjakan tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan

D. Melakukan diskriminasi terhadap kemampuan siswa dan membandingkan dengan siswa lain


Macam – Macam Model Pembelajaran Menyambut Semester Baru 2023

 Macam – Macam Model Pembelajaran Menyambut Semester Baru 2023



Macam – Macam Model Pembelajaran Menyambut Semester Baru 2023

Macam – macam model pembelajaran yang dapat dipilih pendidik untuk menyampaikan materi dikelas antara lain model pembelajaran berdiferensiasi, model problem base learning, model berbasis project, dan lain sebagainya. Seperti yang diketahui bahwa model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang digambarkan dari awal sampai akhir dan disajikan dengan cara tertentu oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah kerangka atau kerangka penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau cara pandang kita terhadap pembelajaran, yang mengacu pada melihat apa yang terjadi dalam proses yang masih sangat umum di mana ia mengadaptasi, menginspirasi, memperkuat dan memantapkan metode pembelajaran. dimensi teoretis tertentu.

Model pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah kerangka atau kerangka penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau model yang sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran dan yang meliputi strategi, teknik, metode, materi, media dan alat penilaian pembelajaran.

Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau langkah-langkah yang digunakan dalam interaksi antara siswa dan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran tersebut.

Dalam memilih macam – macam model pembelajaran yang tepat harus mempertimbangkan situasi siswa, sifat bahan ajar, pilihan media yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri. Berikut disajikan beberapa model pembelajaran yang dipilih dan digunakan secara alternatif agar sesuai dengan situasi dan keadaan yang ada.

 Macam-macam model pembelajaran

Berikut merupakan macam – macam model pembelajaran yang dapat pendidik gunakan

1. Problem Based Instruction (PBI)

Merupakan pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan masalah-masalah otentik dengan tujuan membangun pengetahuannya sendiri, mengembangkan penelitian tingkat tinggi dan keterampilan berpikir, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.

Ciri-ciri model pengajaran ini adalah mengajukan pertanyaan atau masalah, berfokus pada hubungan interdisipliner, mengajukan pertanyaan otentik, memproduksi dan mempresentasikan produk, dan berkolaborasi. Tujuannya adalah untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan memecahkan masalah, mempelajari peran orang dewasa yang otentik, dan menjadi pelajar yang mandiri.

2. Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif menanggapi sifat manusia sebagai makhluk sosial, penuh ketergantungan pada orang lain dengan tujuan dan tanggung jawab yang sama, pembagian kerja dan rasa takdir yang sama.

Menggunakan fakta ini melalui belajar dalam kelompok kolaboratif, siswa dilatih dan terbiasa berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih interaksi-komunikasi-sosialisasi, karena koperasi merupakan miniatur hidup bersama dan belajar untuk menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Pada dasarnya metode pembelajaran kooperatif merupakan metode atau strategi pembelajaran kooperatif yang umum, yang konsepnya tidak jauh berbeda dengan metode pembelajaran kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode pembelajaran kelompok.

Pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur fundamental yang membedakannya dengan pembelajaran kelompok yang asal-asalan. Implementasi yang benar dari prinsip dasar sistem pembelajaran kooperatif memungkinkan guru untuk memimpin kelas dengan lebih efektif.

3. Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

model yang dapat digunakan apabila materi yang akan dipelajari berupa materi tertulis. Materi ini paling cocok untuk mata pelajaran seperti IPS, sastra, dimana tujuan pembelajarannya adalah penguasaan konsep bukan penguasaan keterampilan.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe puzzle, siswa bekerja dalam kelompok yang heterogen, siswa tersebut diberi tugas membaca beberapa bab atau unit, dan diberikan “majalah” yang disusun berdasarkan topik berbeda yang harus diperhatikan oleh setiap anggota kelompok saat membaca.

Ketika semua siswa telah selesai membaca, siswa dari kelompok berbeda yang mengerjakan topik yang sama bertemu dalam “kelompok ahli” untuk mendiskusikan topik mereka. Setelah itu, para ahli kembali ke tim mereka dan secara bergiliran mengajari rekan satu tim mereka tentang topik mereka


4. Apa saja (kecuali) yang wajib menjadi pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran ?

Untuk menjawab soal no. 4, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini : 

https://naikpangkat.com/macam-macam-model-pembelajaran-menyambut-semester-baru-2023/

20 poin

A. Situasi siswa

B. Sifat bahan ajar

C. Kondisi keuangan sekolah

D. Media yang tersedia

Langkah- Langkah Penerapan Model Pembelajaran berbasis Pengalaman Upaya Berdiferensiasi Pembelajaran


Langkah- Langkah Penerapan Model Pembelajaran berbasis Pengalaman Upaya Berdiferensiasi Pembelajaran

Model pembelajaran berbasis pengalaman adalah suatu model pembelajaran yang pelaksanaannya guna membangun pengetahuan maupun keterampilan siswa melalui pengalaman yang dirasakan oleh siswa. Yuk simak langkah- langkah penerapan pembelajaran berbasis pengalaman.

Karaketeristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain: lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.

Guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi pengalamannya untuk dapat meningkatkan pengetahuan ataupun keterampilannya. Pembelajaran berbasis pengelaman menjadi salah satu pilihan model yang dapat digunakan.

Dalam pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning terdapat 4 tahap pembelajarannya pada siswa, yaitu:

1. Tahap pengalaman nyata (concrete)

Pada tahap pertama ini,  siswa belum memiliki kesadaran tentang makna dari suatu kejadian. Siswa hanya dapat merasakan bahwa kejadian yang dialaminya namun belum memahami serta mengetahui mengapa peristiwa tersebut terjadi.

2. Tahap observasi refleksi (observation and reflection)

Pada tahap kedua, siswa akan diberi kesempatan untuk melakukan observasi secara aktif terhadap peristiwa yang dialami.  Siswa akan mulai mencari jawaban serta memikirkan kejadian yang terjadi pada dirinya. Kemudian siswa mulai dapat mengembangkan pertanyaan mengapa dan bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi pada dirinya. 

3. Tahap konseptualisasi (forming abstract concept)

Pada tahap ketiga, siswa diberikan kebebasan untuk melakukan pengamatan dilanjutkan dengan merumuskan (konseptualisasi) terhadap hasil pengamatan yang diperoleh siswa.

4.  Tahap implementasi (testing in new situations)

Pada tahap terakhir ini, siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep, teori,  atau aturan-aturan dalam situasi nyata. Dalam hal ini siswa sudah dapat mempraktekkan pengalaman yang didapatnya untuk kepentingan pembelajaran.

Lalu bagaimana dengan langkah- langkah penerapan pembelajaran berbasis pengalaman ini? Yuk simak selengkapnya berikut ini:

Pendapat ini dikemukakan oleh Hamalik (2001: 213) terdapat langkah-langkah pembelajaran experiential learning, yaitu:

Tahap Persiapan (kegiatan pendahuluan)

Tahap awal ini guru harus merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yang bersifat terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu. Guru memberikan rangsangan dan motivasi kepada siswa, siswa untuk mendapatkan pengalaman.

Tahap Inti ( kegiatan inti pada eksplorasi dan elaborasi)

Pada tahap inti atau proses pembelajaran ini, siswa dapat bekerja secara individual atau kelompok, dalam kelompok-kelompok kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.

Para siswa di tempatkan pada situasi-situasi nyata, arti dalam hal ini adalah bertujuan agar siswa mampu memecahkan masalah dan bukan dalam situasi pengganti. 

Misalnya : Di dalam kelompok kecil, siswa membuat mobil mobilan dengan menggunakan potongan-potongan kayu, bukan menceritakan cara membuat mobil-mobilan. Tetapi siswa memang diminta untuk membuatnya secara langsung untuk dapat memperoleh pengalamannya.

Dengan kegiatan demikian siswa akan lebih aktif, berpartisipasi di dalam pengalaman yang  disediakan, dapat membuat keputusan sendiri, serta menerima konsekuen berdasarkan keputusan tersebut.

Tahap Akhir (Kegiatan penutup)

Pada kegiatan penutup, keseluruhan siswa menceritakan kembali tentang apa yang dialami sehubungan dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinya akan membahas bermacam-macam pengalaman tersebut.


3. Siswa diberikan kebebasan untuk melakukan pengamatan dilanjutkan dengan merumuskan (konseptualisasi) terhadap hasil pengamatan yang diperoleh siswa, adalah salah satu langkah mengembangkan model pembelajaran berbasis pengalaman pada pembelajaran berdiferensiasi yang disebut dengan ...

Untuk menjawab soal no. 3, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini : 

https://naikpangkat.com/langkah-langkah-penerapan-model-pembelajaran-berbasis-pengalaman-upaya-berdiferensiasi-pembelajaran/

20 poin

A. Observation and reflection

B. Testing in new situations

C. Concreate

D. Forming abstract consept

Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) sebagai Upaya Berdiferensiasi Pembelajaran


Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) sebagai Upaya Berdiferensiasi Pembelajaran

Banyak sekali macam macam model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru, disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, karakteristik siswanya salah satunya model pembelajaran berbasis pengalaman.

Sebelum berlanjut mengenai pengertiannya, kita perlu memahami konsep makna model pembelajaran itu sendiri. Model Pembelajaran merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sistematis yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.

Perlu dicatat bahwa penggunaan model pembelajaran telah tergambar jelas mengenai langkah- langkah serta prosedurnya dari awal hingga akhir.

Kurikulum merdeka yang mengutamakan dengan kebutuhan dari siswa guru hanya sebagai fasilitator, membuat guru perlu menciptakan berdiferensiasi pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama.

Salah satu caranya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk dalam menciptakan berdiferensiasi pembelajaran. Sala satunya yaitu dengen menerapkan model pembelajaran berbasis pengalaman

Yuk selanjutnya, kita pahami lebih mendalam mengenai Model Pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning).

Pengertian

Menurut Kolb dalam Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni (2007: 165) menyatakan bahwa:Model experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung.

Mel Silberman (2014: 10) mengemukakan bahwa: model experiential learning adalah keterlibatan siswa dalam kegiatan konkret yang membuat mereka mampu untuk mengalami apa yang tengah mereka pelajari dan kesempatan untuk merefleksikan kegiatan tersebut.

menurut Huda (2013: 172) menyatakan bahwa: model experiential learning mengedepankan dua pendekatan yang saling berkaitan dalam memahami pengalaman yaitu pengalaman konkret dan konseptualisasi abstrak serta dua pendekatan dalam mengubah pengalaman berupa observasi reflektif dan eksperimentasi aktif.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis pengalaman merupakan model pembelajaran yang menggunakan pengalaman siswa, dimana model pembelajaran ini memberikan kesempatan pada para siswa untuk dapat mengalami keberhasilan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuat keputusan berkenaan dengan pengalaman, pengetahuan atau bakat apa yang akan mereka kembangkan sesuai dengan pengalaman terbaiknya.

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan model pembelajaran ini.

Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis pengalaman.

Kelebihan

Hasilnya dapat dirasakan bahwa pembelajaran lewat pengalam lebih efektif dan dapat mecapai tujuan secara maksimal

model experiential learning memiliki kelebihan yang dapat membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar dapat dilihat secara langsung

 Kekurangan

Kelemahan model experiential learning terletak pada bagaimana kolb menjelaskan teori ini masih terlalu luas cakupannya dan tidak dapat dimengerti secara mudah.

Dengan pembelajaran experiential learning , siswa akan memperoleh pengalaman dan pada pembelajaran tersebut diterapkan pengalaman siswa menjadi bahan dalam pembelajaran, sehingga siswa akan aktif dalam pembelajaran dan diharapkan hasil belajarnya pun meningkat, karena mengalami langsung keadaan tersebut.

Demikian informasi mengenai Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning), semoga dapat bermanfaat bagi Anda.

2.Model experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Model pembelajaran ini memiliki kelebihan, salah satunya adalah ...

Untuk menjawab soal no. 2, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini 

Https://naikpangkat.com/model-pembelajaran-berbasis-pengalaman-experiential-learning-sebagai-upaya-berdiferensiasi-pembelajaran/

20 poin

A. Guru berubah menjadi pasif dengan mengedepankan keaktifan siswa

B. Membantu siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar dapat dilihat secara langsung

C. Pengelolaan kelas mengalami kesulitan karena guru belum memahami konsep

D. Siswa menjadi aktif tanpa batasan dan perhatian

Cara Memilih Model Pembelajaran Untuk Peserta Didik




Cara memilih model pembelajaran untuk peserta didik

Pembelajaran adalah hal yang penting untuk peserta didik. Dalam melakukan pembelajaran tersebut perlu diberlakukan model pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu cara memilih model pembelajaran sangat diperlukan oleh guru.

Dalam cara memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan bagaimana kebutuhan dari peserta didik. Oleh sebab itu, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru untuk menentukan hal tersebut.

Pengertian model pembelajaran sendiri merupakan kerangka kerja yang dapat memberikan gambaran yang sistematis dalam melaksanakan pembelajaran yang dapat membantu belajar peserta didik dalam tujuan tertentu yang ingin tercapai.

Dalam hal lain, model pembelajaran adalah gambaran umum yang tetap mengerucut pada tujuan khusus. Oleh sebab itu, model pembelajaran juga berbeda dengan metode pembelajaran yang telah menerapkan langkah ataupun pendekatan pembelajaran yang justru lebih luas dalam cakupan.

Model pembelajaran tersebut memiliki fungsi untuk pembelajaran. Hal tersebut sangat berdampak pada pembelajaran yang akan dilakukan. Dalam hal ini fungsi tersebut memiliki peran penting dalam pembelajaran.

Fungsi model pembelajaran sendiri adalah sebagai pedoman untuk pengajar dan para guru untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam hal tersebut, pemilihan model tersebut sangat dipengaruhi oleh sifat materi yang akan diberlajarkan.

Selain itu tujuan atau kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut dan juga tingkat kemampuan peserta didik. Model pembelajaran juga dapat dikategorikan  berdasarkan beberapa jenis yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Untuk memilih model pembelajaran tersebut terdapat hal yang harus dipenuhi. Selain itu guru juga harus memahami materi yang akan diberikan dan juga karakteristik dari peserta didik. Dengan demikian guru juga harus menggunakan model yang variatif.

Hal tersebut juga akan membuat tidak menjadi terpangku menjadi satu jenis saja. Selain itu untuk menentukan hal tersebut terdapat beberapa cara yang harus diperhatikan.

1. Pahami Materi yang ingin dijelaskan

Jika telah mengatahui materi yang akan disampaikan secara mendalam maka guru akan dapat mengatahui model tentang jenis model pembelajaran yang dirasa telah sesuai dengan penjelasan materi tersebut.

Hal tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas, mempelajari mengenai model pelajaran yang dogunakan oleh orang lain dengan materi yang serupa.

 2. Pahami Karakteristik Siswa

Memahami karakteristik siswa merupakan salah satu tanggung jawab untuk setiap pendidik. Hal tersebut dilakukan untuk mengenal kelebihan dan juga kekurangan mereka untuk membantu menentukan pendekatan yang harus diambil saat belajar.

Selain itu, beberapa informasi yang juga dibutuhkan seperti untuk mengetahui minat dan juga bakat dari siswa, kecerdasan dominan, gaya belajar yang sesuai dan juga motivasi belajar dari siswa tersebut.

 3. Pilih Alternatif Untuk Model Pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik

Untuk setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda beda. Hal tersebut untuk mengetahui karakteristik dominan yang dimiliki. Setidaknya guru dapat melakukan penerapan metode untuk pembelajaran yang diharapkan yang dapat diterima oleh lebih banyak dari siswa.

Walaupun demikian, guru tetap harus memperhatikan siswa lain. Sehingga hal tersebut masih perlu untuk memikirkan suatu alternatif metode pembelajaran lain yang dapat dilakukan untuk mengakomodir kebutuhan dari seluruh siswa.

 4. Perhatikan Respon Siswa

Saat memberikan pengajaran, guru juga dituntut untuk dapat peka pada respo dari siswa. Hal tersebut perlu diperhatikan apakah peserta didik tersebut dapat mengikuti pembelajaran dengan baik atau tidak.

1.  Ada beberapa cara menentukan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Berikut adalah cara-cara menetukan model yang tepat adalah ...

Untuk menjawab soal no. 1, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini : 

https://naikpangkat.com/cara-memilih-model-pembelajaran-untuk-peserta-didik/

20 poin

A. Memahami materi yang ingin disampaikan, Menetukan alternatif model pembelajaran, Tidak merespon siswa

B. Memahami karakteristik siswa, Memilih alternatif model pembelajaran, Melewatkan materi yang ingin dibahas

C. Memahami materi yang ingin disampaikan, Memahami karakteristik siswa, Memperhatikan respon siswa

D. Memilih alternatif model pembelajaran yang tidak tepat, Tidak merespon siswa, Lupa memahami materi yang ingin disampaikan

1.  Ada beberapa cara menentukan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Berikut adalah cara-cara menetukan model yang tepat adalah ...

Untuk menjawab soal no. 1, silahkan membaca literasi pada tautan berikut ini : 

https://naikpangkat.com/cara-memilih-model-pembelajaran-untuk-peserta-didik/

20 poin

A. Memahami materi yang ingin disampaikan, Menetukan alternatif model pembelajaran, Tidak merespon siswa

B. Memahami karakteristik siswa, Memilih alternatif model pembelajaran, Melewatkan materi yang ingin dibahas

C. Memahami materi yang ingin disampaikan, Memahami karakteristik siswa, Memperhatikan respon siswa

D. Memilih alternatif model pembelajaran yang tidak tepat, Tidak merespon siswa, Lupa memahami materi yang ingin disampaikan

Cara Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka. Ini Tipsnya!




Cara pengembangan perangkat ajar kurikulum merdeka .ini tipsnya

Cara pengembangan perangkat ajar yang terjadi di sebagian besar sekolah di Indonesia akan memperbarui sistem pembelajaran yaitu kurikulum merdeka yang sudah disosialisasikan secara merata. Salah satu instrumen yang sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sekolah dalam kurikulum merdeka adalah modul pengajaran.

Perangkat ajar kurikulum merdeka ini meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, dan modul projek. Salah satu Pengembangan perangkat ajar yang biasa digunakan di sekolah sebagai implementasi kurikulum merdeka yaitu modul ajar.

Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Pengembangan perangkat ajar ini bertujuan untuk memberikan panduan pembelajaran dan asesmen dalam memperbanyak perangkat pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas baik kelas tertutup maupun terbuka. Oleh karena itu, kurikulum merdeka memberika kebebasan kepada semua guru untuk meningkatkan modul ajar dengan 2 cara yaitu guru dapat memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah diberikan oleh pemerintah dan disesuaika dengan karakter dan kebutuhan masing – masing siswa serta menyusun modul ajar secara individu dengan menyesuaikan materi dan karakter siswanya

Sebelum menyusun modul ajar, guru wajib mengetahui strategi dalam mengembangkan modul ajar dan harus memenuhi minimal 2 syarat yaitu memenuhi kriteria yang sudah ada dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan modul ajar sesuai dengan prisip pembelajaran dan asesmen.

Terdapat kriteria modul ajar pada kurikulum merdeka yaitu:

Esensial yaitu setiap mata pelajaran berkonsep melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin ilmu,

Menarik, bermakna, dan menantang artinya guru dapat menumbuhkan minat kepada siswa dan mengikutsertakan siswa secara aktif pada pembelajaran, berkaitan dengan kognitif dan pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak terlalu kompleks dan tidak terlalu mudah untuk seusianya,

Relevan dan kontekstual yaitu berkaitan dengan unsur kognitif dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dan sesuai kondisi waktu dan tempat siswa berada, dan

Berkesinambungan yaitu kegiatan pembelajaran harus memiliki keterkaitan sesuai dengan fase belajar siswa.

Tips Menyusun Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Dalam menyusun pengembangan modul ajar kurikulum merdeka melalui langkah-langkah dibawah ini :

Menganalisis pada siswa, guru, dan satuan pendidikan tentang kondisi dan kebutuhannya.

Pada tahap ini guru dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran, guru dapat menganalisis kondisi dan kebutuhan siswa dalam pembelajaran sehingga modul ajar yang didesain tepat dan akurat dengan masalah yang ada dalam pembelajaran.

Melakukan asesmen diagnostik pada siswa tentang kondisi dan kebutuhan dalam pembelajaran.

Pada tahap ini guru mengidentifikasi kesiapan siswa sebelum belajar. Guru melakukan asesmen ini secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan siswa.

Mengidentifikasi dan menentukan entitas profil pelajar pancasila yang akan dicapai.

Profil pelajar pancasila hakikatnya dapat dicapai dengan project, oleh karena itu guru harus mampu merancang alokasi waktu dan dimensi program profil pelajar pancasila.

Mengembangkan modul ajar yang bersumber dari Alur Tujuan Pembelajaran

Alur tersebur berdasarkan dengan Capaian Pembelajaran. Pentingnya dari tahapan ini adalah pengembangan materi sama halnya seperti mengembangkan materi pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Mendesain jenis, teknik, dan instrumen asesmen

Pada tahap ini guru dapat menentukan instrumen yang dapat digunakan untuk asesmen dengan beracuan pada 3 insturmen asesmen yaitu asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

Modul ajar disusun berdasarkan komponen-komponen yang telah direncanakan

Guru dapat menentukan beberapa komponen secara esensial yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Komponen esensial dapat dielaborasikan dalam kegiatan pembelajaran

Setelah tahapan sebelumnya telah diterapkan, maka modul siap digunakan

Evaluasi modul

Jumat, 13 Januari 2023

Hal yang Wajib Dipahami Guru dalam Penyusunan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

 


Hal yang wajib dipahami guru dalam penyusunan perangkat ajar kurikulum merdeka

Terdapat beberapa hal yang wajib dipahami guru dalam penyusunan perangkat ajar pada kurikulum merdeka. Perangkat ajar pada kurikulum merdeka merupakan bagian terpenting yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan pembelajaran kurikulum merdeka di sekolah.

Penyusunan perangkat ajar kurikulum merdeka perlu dipahami guru yang akan menyusun modul ajar sebagai salah satu perangkat ajar implementasi Kurikulum Merdeka.

Di dalam pelaksanan Kurikulum Merdeka, Guru memiliki kebebasan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Umumnya, perangkat ajar berupa RPP, Silabus dan Buku atau sejenis diktat dan modul. Namun, perangkat ajar pada Kurikulum Merdeka sedikit berbeda, dan pada perangkat ajar juga dilengkapi dengan alur dan capaian pembelajaran, yang disusun sesuai domain dan fase tertentu.

Dalam penyusunan perangkat ajar, guru harus memahami beberapa hal atau bagian – bagian dari perangkat ajar tersebut. Berikut ini bagian yang wajib guru pahami dalam penyusunan perangkat ajar dalam kurikulum merdeka diantaranya

1. Capaian Pembelajaran

Capaian pembelajaran (CP) merupakan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa di akhir fase. Capaian pembelajaran dikategorikan menjadi 6 fase (A-F) yang meliputi semua jenjang Pendidikan dasar maupun menengah (SD, SMP, SMA).

Dengan pembagian fase yaitu Fase A (kelas 1 -2), Fase B (kelas 3 – 4), Fase C (kelas 5 – 6), Fase D (kelas 7 – 9), Fase E (Kelas 10), dan Fase F (kelas 11 – 12).

Capaian pembelajaran sudah ditetapkan pemerintah. Untuk itu perlu diketahui bahwa capaian pembelajaran ini merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dan wajib dicapai oleh siswa pada setiap tahap perkembangan dan untuk setiap mata pelajaran. Hal ini berlaku untuk semua jenjang Pendidikan dari paud, sekolah dasar, dan sekolah menengah.

Capain pembelajaran pada kurikulum merdeka dapat menyesuaikan tahap perkembangan perserta didik sehingga pemetaannya dibagi dalam fase usia

2. Alur Tujuan Pembelajaran

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) merupakan suatu rangkaian dari tujuan pembelajaran yang disusun secara sistematis dan logis di dalam setiap fase secara lengkap dan menurut arutan pembelajaran dari awal sampai akhir fase pembelajaran.

Penyusunan alur ini dilakukan secara linear, artinya setiap urutan kegiatan belajar yang dilakukan dari hari ke hari untuk mengukut tingkat CP. Alur pembelajaran ini ditujukan sebagai pendoman bagi guru dan siswa untuk mencapai CP di akhir fase belajar. Serta dengan adanya alur ini tujuan pembelajaran dapat tersusun secara kronologis yang berdasarkan pada urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.

Prosedur penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran

Menganalisis capaian pembelajaran pada masing – masing mata pelajaran pada fase yang akan dipetakan

Mengidentifikasi kompetensi – kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik pada fase tersebut

Merumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang hendak dicapai, konten yang akan dipelajari dan variasi keterampilan berpikir apa saja yang harus dikuasi peserta didik untuk mampu mencapai tujuan pembelajaran

Mengidentifikasi elemen dan stau seb-elemen profil pelajar Pancasila yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

Menyusun tujuan pembelajaran secara linear. Artinya sebagaimana diurutkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari waktu ke waktu.

Melalui penyusunan perangkat ajar diharapkan membantu guru mengajar menggunakan metode terdiferensiasi dan mampu mengembangkan perangkat ajar yang digunakan.

Jenis Perangkat Ajar yang Sering Digunakan di Sekolah

 


Jenis  perangkat ajar yang sering digunakan Di sekolah

Jenis perangkat ajar yang sering digunakan di sekolah ada banyak. Definisi perangkat ajar atau lebih dikenal dengan alat bantu belajar adalah banyak bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran. Artinya perangkat pembelajaran adalah seperangkat media atau alat yang digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.

Jenis perangkat ajar pada Kurikulum Merdeka adalah berbagai bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran (CP). Perangkat ajar yang biasa digunakan di sekolah meliputi modul ajar, buku ajar, video ajar dan bentuk lainnya.

Dengan menggunakan perangkat ajar, pendidik dapat dengan mudah menemukan referensi materi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhannya. Pada setiap perangkat aja juga sudah dilengkapi dengan alur dan capaian pembelajaran sehingga memudahkan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Perangkat pembelajaran disini memiliki misi atau tujuan agar segala aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Sedangkan manfaat atau fungsi dari perangkat ajar sendiri yaitu sebagai pedoman bagi guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar.

Jadi perangkat ajar merupakan instrument atau pelengkap untuk melakukan kegiatan mendidik siswa. Perangkat pembelajaran merupakan pendoman guru untuk aktivitas pembelajaran baik di dalam kelas maupun diluar kelas dan laboratorium. (Zuhdan, 2017)

Kemendikbudristek disini memiliki peran sebagai fasilitator dan curator untuk beberapa perangkat ajar yang dibuat oleh guru, dosen, institusi Pendidikan, komunitas dan Lembaga lain yang inkredibel. Dalam penggunaannya guru disarankan untuk menyesuaikan perangkat ajar dengan kebutuhan dan konteks kelas yang diampunya.

Komponen yang ada pada perangkat ajar yaitu langkah-langkah kegiatan, sumber bacaan guru dan siswa, alat bantu mengajar, asesmen, dan rujukan lainnya yang memudahkan guru untuk mengembagkan skenario proses pembelajaran di kelas.

Dengan demikian, seorang guru harus mempersiapkan perangkat ajar dengan matang dalam menghadapi pembelajaran di kelas. Jenis perangkat ajar yang sering digunakan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut:

Bahan Ajar

Bahan ajar ini berisi materi pembelajaran untuk membahas satu pokok bahasan, dapat berupa cetak (artikel, komik, infografis) maupun non cetak (audio dan video). Membantu pemahaman yang lebih komprehensif untuk suatu topik bahasan pada suatu mata pelajaran.

Modul Ajar

Dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.

Modul ajar dapat berupa sejumlah alat atau sarana media, metode, petunjuk, dan pedoman pembelajaran yang dirancang secara sistematis dan menarik. Adanya modul ajar ini guna untuk mendukung pencapaian kompetensi dalam Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila pada setiap tahap perkembangan pada suatu mata pelajaran.

 Modul Projek

Dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu projek penguatan profil pelajar Pancasila. Dirancang dengan konsep pembelajaran berbasis projek, yang mana murid bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya, sebagai proses penguatan karakter Profil Pelajar Pancasila. 

Modul projek ini bertujuan untuk menguatkan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui tema-tema strategis bersifat lintas disiplin, yang ditentukan oleh Kemendikbud Ristek.

Definisi Perangkat Pembelajaran Yang Baik Beserta Syaratnya

 

Perangkat pembelajaran yang baik adalah berbagai bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal, efektif, dan efisien. Pendidik dapat menggunakan berbagai sumber pengajaran terkait dari berbagai sumber.

Papan menawarkan berbagai sumber pengajaran untuk membantu guru yang membutuhkan referensi atau inspirasi untuk pelajaran. Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengkreasikan sendiri, memilih dan mengubah perangkat pengajaran yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Perangkat pembelajaran yang baik dalam kurikulum Merdeka adalah buku teks dan modul ajar yang membantu guru untuk mengimplementasikan kurikulum mandiri. Kurikulum Merdeka lengkap dengan perangkat pembelajaran diharapkan para guru tidak bingung dalam melaksanakan program tersebut. Perangkat pembelajaran membantu guru memperdalam ilmu yang akan disampaikan kepada siswa.

Bahan ajar menawarkan berbagai modul pengajaran untuk guru. Modul Pengajaran adalah dokumen yang memuat tujuan pembelajaran, tahapan dan media, serta bukti pencapaian yang diperlukan dalam suatu unit/mata pelajaran sesuai dengan perkembangan tujuan pembelajaran.

Perangkat pembelajaran diartikan sebagai bahan ajar yang dapat digunakan guru untuk mendukung proses belajar mengajar. Bahan ajar dilengkapi dengan jalur pembelajaran dan tujuan pembelajaran, yang disusun menurut bidang dan tingkatan tertentu. Perangkat pembelajaran dapat berupa bahan ajar, modul ajar, modul proyek atau buku teks.

Dalam merencanakan pembelajaran, guru sebagai pendidik harus memahami hakikat siswa sebagai siswa. Dengan mengetahui karakteristik siswa, guru dapat merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan sifat siswanya. Berbagai perangkat pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk mengajar di kelas, di luar kelas, atau di lab.

Untuk memahami bahan ajar, kita perlu mengetahui isi bahan ajar itu sendiri. Hal ini harus dipahami di awal pembahasan, agar kita tidak bingung bahan ajar apa yang disebut bahan ajar. Berikut adalah beberapa pendapat ahli tentang pengertian materi pendidikan secara umum dan khususnya. Secara umum, buku adalah bahan tertulis yang mewakili pemikiran penulis tentang pengetahuan.

Penggunaan perangkat pembelajaran yang baik mempengaruhi keberhasilan proses pelajaran kelas. Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, yang menyatakan bahwa siswa berada pada tahap fungsional formal dari usia 11 tahun hingga dewasa. Pada tahap ini, peserta mampu berpikir secara abstrak dan logis.

Karena itu, experiential learning sesuai dengan karakteristik siswa sekolah menengah (SMA). Dalam experiential learning, siswa dibimbing untuk memahami hal-hal yang bergerak dari yang sederhana ke yang kompleks, dari dimensi diri dan lingkungannya ke dimensi yang lebih besar, dan dari konkrit ke abstrak.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang perangkat pembelajaran, antara lain: Kesesuaian materi dengan kurikulum (SK dan KD), pemilihan sumber belajar (teks bacaan harus dipilih sesuai dengan keadaan siswa di lingkungannya), menentukan urutan proses pembelajaran, dll.

Syarat Perangkat Pembelajaran Yang Baik

1. Akurat

Saat membuat bahan ajar yang akurat dan baik, Anda harus memperhatikan kausalitas. Darmiati Zuchdi (2013) menemukan bahwa akurasi dilihat dari segi ketepatan penyajian, menyajikan hasil penelitian dengan benar dan salah mengutip pendapat ahli.

2. Kesesuaian

Oleh karena itu bahan ajar yang baik memiliki keseimbangan kompetensi yang dapat dikelola dengan cakupan isi, kedalaman pembahasan dan pengetahuan pembaca.

3. Komunikatif

Komunikatif artinya isi buku mudah dicerna pembaca, sistematis dan jelas, serta tidak mengandung kesalahan kebahasaan.

4. Lengkap dan sistematis

bahan ajar yang baik menyebutkan keterampilan yang perlu dikuasai pembaca, menonjolkan manfaat menguasai keterampilan dalam kaitannya dengan kehidupan pembaca, menyajikan daftar isi dan daftar pustaka.

5. Berorientasi pada peserta didik

Bahan ajar yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa, interaksi siswa, dan sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, mendorong siswa untuk belajar dalam kelompok, dan mendorong siswa untuk berlatih membaca.

Contoh soal asesmen diagnostik kognitif semua jenjang


Contoh soal asesmen diagnostik kognitif semua jenjang

Jenis asesmen diagnostik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu diagnostik kognitif dan diagnostik non kognitif. Bagaimana contoh soalnya? Yuk simak contoh soal asesmen diagnostik kognitif semua jenjang.

Asesmen diagnostik kognitif dilaksanakan di awal pembelajaran dan akhir pembelajaran serta dilaksanakan secara berkala setiap pergantian materi. Yang tujuannya yaitu untuk:

Untuk mengetahui Kompetensi siswa

Untuk mencari rata – rata kemampuan siswa di kelas

Untuk memberikan bimbingan tambahan kepada siswa yang kesulitan mengikuti pembelajaran

Berikut ini contoh soal asesmen diagnostik kognitif semua jenjang

Contoh Soal Diagnostik Kognitif jenjang SD

1. Pilihan di bawah ini yang bukan merupakan bagian- bagian akar adalah ….

A. ujung akar

B. rambut akar

C. tudung akar

D. kepala akar

2. Di bawah ini bagian yang berfungsi melindungi akar dari kerusakan saat menembus tanah adalah ….

A. rambut akar

B. tudung akar

C. pangkal akar

D. ujung akar

3. Apa pengertian Predikat di dalam kalimat

A. Kata penghubung antara subjek dan objek

B. Kata yang memiki arti penting

C. Kalaimat pelengkap

D. Kalimat yang memiliki urutan tepat

4. Apa Pengertian Subjek di dalam kalimat

A. Tempat yang dituju

B. Kegiatan atau pekerjaan

C. Keterangan waktu

D. Orang yang melakukan

5. Badan Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk pada tanggal ….

A. 15 april 1945

B. 20 april 1945

C. 29 April 1945

D. 30 April 1945

6. Siapa Ketua BPUPKI yang ditetapkan oleh Gunseikan….

A. Prof. Dr. Mohammad Yamin

B. Ir. Soekarno

C. Prof. Dr. Soepomo

D. Dr. Radjiman Widjodiningrat

Ingin mempelajari lebih dalam tentang Asesmen Diagnostik ?

Sebuah kertas  memiliki ukuran panjang (x + 2)m dan lebar x m. Jika luas tanah tersebut 48 m2, perbandingan antara panjang dan lebarnya adalah ….

A. 2:3

B. 3:2

C. 4:3

D. 3:4

Julian memiliki selembar kertas berbentuk segitiga. Ternyata keliling kertas Julian adalah 66 cm dengan dua sisi lainnya 19 cm dan 28 cm. Pernyataan yang sesuai adalah ….

A. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sama sisi.

B. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sembarang.

C. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga sama kaki.

D. Selembar kertas Andri berbentuk segitiga siku-siku.

Contoh Soal Diagnostik Kognitif jenjang SMA

Agnes merupakan siswa kelas 10 SMK Bakti Karya, Sudah dua bulan ini penglihatan Agnes terganggu. Ia tidak bisa melihat dengan jelas tulisan di papan tulis yang berjarak 2 m dari tempat duduknya. Setelah diperiksa, ternyata Agnes hanya mampu melihat benda maksimal 150 cm di depannya. Agar Agnes bisa melihat dengan jelas tulisan di papan tulis tersebut, ia harus menggunakan kacamata berlensa cekung dengan kekuatan ….

A. -0,667 D

B. -0,5 D

C. -1,5 D

D. 0,5 D

E. 1,25 D

Tono sedang mengamati ukuran sel bawang merah menggunakan mikroskop. Panjang fokus lensa objektif mikroskop yang digunakan Tono adalah 1 cm. Agar terlihat jelas, preparat sel bawang merahnya diletakkan 1,5 cm di bawah lensa objektif. Jika panjang fokus lensa okulernya 2,5 cm dan pengamatan dilakukan dengan akomodasi maksimum, perbesaran yang dihasilkan adalah ….

A. 15 kali

B. 10 kali

C. 35 kali

D. 30 kali

E. 22 kali

 Contoh Soal Asesmen Diagnostik Non Kognitif semua jenjang

Setelah artikel sebelumnya tentang contoh soal asesmen diagnostik kognitif, berikut ini akan membahas secara lengkap mengenai contoh soal asesmen diagnostik non kognitif.

Asesmen diagnostik kognitif dilaksanakan di awal pembelajaran yang dilakukan secara berkala untuk dapat mendapatkan data yang lebih banyak dari siswa.  Yang tujuannya yaitu untuk:

Mengetahui kondisi psikologi dan sosial emosi siswa

Untuk mengetahui aktivitas selama belajar dirumah

Mengetahui situasi dan kondisi keluarga siswa

Mengetahui latar belakang pergaulan siswa

Mengetahui gaya belajar, karakter bakat dan minat siswa

Contoh soal asesmen diagnostik non kognitif untuk semua jenjang hampir sama baik itu jenjang SD, SMP, hingga SMA. Karena tujuan asesmen ini adalah untuk mengetahui karakteristik siswa, atau kelebihan dan kekurangan siswa.

Berikut ini contoh soal asesmen non kognitif

Tentang Gaya Belajar

Sebelum mengerjakan sesuatu, saya biasanya…

A. membaca instruksinya terlebih dahulu

B. mendengarkan instruksi dari orang lain, baru kemudian mengerjakan

C. langsung melakukan uji coba

Ketika lupa sesuatu, biasanya saya akan…

A. berusaha mengingatnya dari gambaran bentuk, warna, atau cirinya

B. berusaha mengingatnya dari ciri-ciri suaranya

C. berusaha mengingatnya dari apa yang dilakukan dan penggunaannya

Hal yang paling bisa saya ingat dari seseorang adalah…

A. ekspresi wajahnya yang menawan

B. suaranya yang khas

C. gerakan tubuhnya yang memukau

Ketika saya mengoperasikan peralatan baru, saya umumnya…

A. membaca petunjuknya terlebih dahulu

B. mendengarkan penjelasan dari seseorang yang sudah menggunakan sebelumnya

C. saya langsung menggunakannya, saya bisa belajar ketika menggunakannya

Ketika saya membutuhkan petunjuk perjalanan, saya biasanya…

A. meminta petunjuk lisan

B. mengikuti kehendak hati dan mungkin menggunakan kompas

C. melihat peta

Ingin mempelajari lebih dalam tentang Asesmen Diagnostik ?

 Tentang Sosial Emosi Siswa

Tidak ada jawaban benar atau salah, silahkan pilih salah satu diantara pilihan A dan B

A. Saya suka merencanakan dan mengatur detail-detail dari setiap pekerjaan yang harus saya lakukan.

B. Saya suka mengikuti petunjuk-petunjuk dan melakukan apa saja yang diharapkan orang dari diri saya.

A. Saya ingin orang-orang memperhatikan dan memberikan komentar mengenai penampilan saya dimuka umum.

B. Saya suka membaca riwayat hidup orang-orang besar.

 A. Saya suka mengelakkan keadaan-keadaan dimana saya diharapkan akan berlaku secara konvensional (kebiasaan umum)

B. Saya suka membaca riwayat hidup orang-orang besar

A. Saya ingin menjadi seorang ahli yang diakui dalam salah satu pekerjaan, jabatan atau bidang khusus.

B. Saya ingin agar pekerjaan saya diatur dan direncanakan sebelum dimulai.

Tentang Kondisi Keluarga

Menurutmu, apa sifat terpenting dari orangtua yang baik?

Apa yang membuat keluarga bahagia?

Dalam skala 1 sampai 10, seberapa ketat Ibu dan Bapak dalam keluarga ini? Berapa angka ideal menurutmu?

Apa peraturan paling penting dalam keluargamu?

Kamu akan menjadi orangtua yang seperti apa?

Apa saja hal baik tentang memiliki saudara kandung? Apa hal buruknya?

Demikian informasi mengenai contoh soal asesmen diagnostik non kognitif semuaa jenjang. Semoga dapat bermanfaat.

Bentuk instrumen Asesmen Diagnostik yang Dapat Guru Gunakan

 


Bentuk instrumen Asesmen Diagnostik yang Dapat Guru Gunakan

Guru perlu menggunakan penilaian diagnostik standar untuk dapat menggali data lebih mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan siswa. Dengan bentuk instrumen asesmen diagnostik yang ada.

Apa saja bentuknya? Yuk simak informasi berikut ini:

Survei dan Kuesioner

Metode yang pertama adalah metode yang  paling umum untuk melakukan penilaian diagnostik. Guru dapat membuat survei/kuesioner online melalui Google form misalnya, dan meminta siswa untuk mengisinya di awal pembelajaran.

Atau, guru dapat menggunakan fitur undangan email untuk mengirimkan survei kepada siswa terlebih dahulu.

Pretest

Yang kedua dapat berupa pretest. Pre-test adalah alat penilaian yang bukan untuk dinilai yang digunakan untuk menentukan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki siswa tentang mata pelajaran tersebut. 

Untuk bentuk pre-tesnya biasanya siswa diminta untuk mengisi pertanyaan rumpang atau pilihan ganda.

Seluruh isinya adalah untuk menguji pengetahuan atau mengetahui karakteristik siswa untuk soal diagnostik non kognitif siswa yang ada sebelum mereka memulai topik atau unit pembelajaran baru.

Daftar periksa (Cheklist)

Bentuk instrumen asesmen diagnostik selanjutnya guru dapat menggunakan daftar periksa adalah alat sederhana yang menguraikan kriteria penilaian khusus untuk evaluasi diagnostik. Daftar periksa sangat kolaboratif ini dapat digunakan bagi siswa untuk dapat mengevaluasi diri sendiri, guru juga dimudahkan untuk mengakomodasi data nya.

Guru perlu menggunakan penilaian diagnostik standar untuk dapat menggali data lebih mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan siswa. Dengan bentuk instrumen asesmen diagnostik yang ada.

Apa saja bentuknya? Yuk simak informasi berikut ini:

Survei dan Kuesioner

Metode yang pertama adalah metode yang  paling umum untuk melakukan penilaian diagnostik. Guru dapat membuat survei/kuesioner online melalui Google form misalnya, dan meminta siswa untuk mengisinya di awal pembelajaran.

Atau, guru dapat menggunakan fitur undangan email untuk mengirimkan survei kepada siswa terlebih dahulu.

Pretest

Yang kedua dapat berupa pretest. Pre-test adalah alat penilaian yang bukan untuk dinilai yang digunakan untuk menentukan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki siswa tentang mata pelajaran tersebut. 

Untuk bentuk pre-tesnya biasanya siswa diminta untuk mengisi pertanyaan rumpang atau pilihan ganda.

Seluruh isinya adalah untuk menguji pengetahuan atau mengetahui karakteristik siswa untuk soal diagnostik non kognitif siswa yang ada sebelum mereka memulai topik atau unit pembelajaran baru.

Daftar periksa (Cheklist)

Bentuk instrumen asesmen diagnostik selanjutnya guru dapat menggunakan daftar periksa adalah alat sederhana yang menguraikan kriteria penilaian khusus untuk evaluasi diagnostik. Daftar periksa sangat kolaboratif ini dapat digunakan bagi siswa untuk dapat mengevaluasi diri sendiri, guru juga dimudahkan untuk mengakomodasi data nya.

Guru menilai setiap siswa berdasarkan kriteria yang berbeda dalam daftar. Pada akhirnya, mereka menganalisis hasil dan menggunakannya untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa tentang materi pelajaran. Bentuk instrumen ini cocok untuk mengukur asesmen diagnostik non kognitif, untuk melihat karakteristik siswa.

Metode yang digunakan guru untuk mengetahui bagaimana kemajuan siswa dalam bidang akademik dasar seperti matematika, membaca, menulis, dan mengeja. Meskipun sebagian besar digunakan dalam evaluasi formatif, ia juga memiliki tempat dalam penilaian diagnostik.

Anda dapat menggunakan slip masuk untuk mengumpulkan informasi cepat dari siswa. Guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan sementara siswa menuliskan tanggapan mereka pada slip. 

Setelah latihan, guru mengambil slip, mengevaluasi tanggapan, dan membuat perubahan yang diperlukan pada tujuan pembelajaran.

Demikian informasi mengenai  Bentuk Instrumen Asesmen Diagnostik yang Dapat Guru Gunakan, semoga dapat bermanfaat bagi Anda dan dapat menambah wawasan Anda.

Jenis jenis Asesmen Diagnostik Beserta contohnya

 


Jenis jenis Asesmen Diagnostik Beserta contohnya

Asesmen diagnostik adalah upaya penilaian yang dilakukan untuk dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan siswa yang dilaksanakan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Terdapat jenis- jenis asesmen diagnostik yang perlu guru tahu.

Asesmen diagnostik merupakan metode penggalian data awal peserta didik untuk memperoleh informasi berupa pemahaman, kekuatan, kelemahan, pengetahuan dan keterampilan, serta karakteristik tingkah laku peserta didik.

Jenis- jenis asesmen diagnostik  terbagi menjadi 2 yaitu,  Asesmen diagnostik kognitif dan asesmen diagnostik non kognitif. Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini:

Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif adalah asesmen yang dilakukan di awal dan akhir pembelajaran untuk memantau sejauh mana peserta didik bisa memahami materi pembelajaran. Kegiatan asesmen semacam ini harus dilakukan secara rutin sebelum Bapak/Ibu memulai dan setelah mengakhiri pembelajaran atau biasa disebut asesmen formatif. Tidak hanya itu, asesmen kognitif juga bisa dilakukan di pertengahan atau akhir semester dalam bentuk ujian atau biasa disebut asesmen sumatif.

Guru melakukan asesmen diagnosis kognitif untuk menyesuaikan tingkat pembelajaran dengan kemampuan siswa, bukan untuk mengejar target kurikulum. Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain. Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun Asesmen Sumatif.

Tujuan Asesmen Diagnostik Kognitif

Berikut ini beberapa tujuan dari asesmen diagnostik kognitif yang perlu Anda ketahui, yaitu antara lain:

Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa

Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa

Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata

Jenis tes Asesmen diagnostik kognitif  untuk semua jenjang yaitu meliputi mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PPKN, Sejarah Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan yang lain sebagainya.

 Contoh soalnya

Soal Diagnostik Bahasa Indonesia Jenjang SD

1. Apa Pengertian Subjek di dalam kalimat

A. Tempat yang dituju

B. Kegiatan atau pekerjaan

C. Keterangan waktu

D. Orang yang melakukan

Jawaban D

2. Apa yang disebut dengan Tokoh dalam cerita

A. Pemeran jahat

B. Pemeran utama

C. Pemeran dalam cerita

D. Pemeran pengganti

Jawaban C

Ingin mempelajari lebih dalam tentang Asesmen Diagnostik ?

3. Kalimat intransitive adalah

A. Kalimat yang panjang

B. Kalimat yang tidak memerlukan Objek

C. Kalimat yang sempurna

D. Kalimat yang memiliki keterangan

Jawaban B

Silahkan Anda dapat menyesuaikang dengan mata pelajaran, serta jenjang pendidikannya untuk membuat asesmen diagnostik kognitif.

Demikian pemahaman mengenai asesmen diagnostik kognitif, selanjutnya akan membahas mengenai jenis – jenis asesmen diagnostik lainnya yaitu non kognitif

Asesmen Diagnostik Non Kognitif

Asesmen diagnostik non-kognitif adalah asesmen yang dilakukan untuk mengetahui kondisi psikologi, emosi, dan sosial peserta didik. Artinya, asesmen ini lebih mengarah pada kondisi personal peserta didik. Tentu Bapak/Ibu memahami betul bahwa kondisi personal peserta didik akan mempengaruhi pencapaiannya di sekolah. Misal, peserta didik yang tidak merasa nyaman di rumah karena masalah keluarga, pasti ia juga sulit untuk fokus saat di sekolah.

Tujuan Asesmen diagnostik non kognitif

Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran memiliki tujuan untuk menggali hal-hal seperti berikut ini:

Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa

Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah

Mengetahui kondisi keluarga siswa

Mengetahui latar belakang pergaulan siswa

Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

Untuk jenis Jenis tes Asesmen diagnostik non kognitif   yaitu seperti Diagnostik gaya belajar siswa, sosial emosi siswa, kondisi keluarga siswa, aktivitas belajar siswa di rumah, diagnostik minat dan bakat siswa, serta diagnostik pergaulan siswa.

Contoh soalnya

Soal Diagnostik Gaya Belajar Siswa

1. Ketika berbicara, biasanya saya paling suka jika…

A. Berbicara secara perlahan dan jelas, tapi tidak suka jika mendengarkan terlalu lama

B. Mendengarkan orang lain bicara terlebih dahulu, baru kemudian saya yang berbicara

C. Menggunakan bahasa tubuh dan gerakan yang banyak Halaman selanjutnya

 2. Sebelum mengerjakan sesuatu, saya biasanya…

A. Membaca instruksinya terlebih dahulu

B. Mendengarkan instruksi dari orang lain, baru kemudian mengerjakan

C. Langsung melakukan uji coba

3. Kemampuan yang bisa dan paling saya sukai adalah…

A. Menggambar, melukis, atau mewarnai

B. Bernyanyi atau bermain alat musik

C. Menari atau beladiri

Asesmen ini tidak untuk mencari jawaban benar atau salah, melainkan untuk memetakan karakteristik peserta didik dalam hal ini contoh untuk mengetahui gaya belajar siswa.

Demikian informasi mengenai Jenis- Jenis Asesmen Diagnostik Beserta Contohnya, semoga dapat bermanfaat bagi Anda dan dapat meningkatkan kompetensi anda mengenai jenis jenis asesmen diagostik.

Manfaat Menggunakan Classpoint Untuk Pembelajaran



Manfaat Menggunakan Classpoint Untuk Pembelajaran

Pembelajaran pada saat ini sangat memerlukan peran dari media pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan peserta didik akan cepat bosan jika guru hanya memberikan pembelajaran konvesional. Pemanfaatan fitur classpoint akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan.

Pemanfaatan fitur classpoint tersebut dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dari peserta didik tersebut. Hal tersebut dikarenakan dalam fitur classpoint terdapat suatu fitur yang membuat penyampaian materi menjadi interaktif.

Penyampaian materi yang interaktif tersebut dapat meningkatkan minat dari peserta didik untuk melakukan pembelajaran. Jika minat dari peserta didik tersebut telah meningkat maka pembelajaran akan berjalan dengan mudah.

Dengan memanfaatkan fitur dari classpoin tersebut maka penyampaian materi juga akan menjadi lebih mudah untuk disampaikan kepada peserta didik. Hal tersebut membuat guru akan menjadi lebih diuntungkan dalam melakukan pembelajaran.

Oleh sebab itu beberapa fitur dari classpoint juga perlu untuk dipelajari oleh guru. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan juga interaktif. Beberapa fitur classpoint yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

Pada classpoint terdapat fitur kode kelas. Fitur code kelas tersebut dapat dibagikan untuk para siswa. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengikuti pembelajaran yang telah dibuat oleh guru tersebut.

Dengan adanya kode kelas tersbeut, siswa juga tidak perlu untuk mendownload aplikasi. Siswa dapat langsung masuk pada materi yang telah dibuat oleh guru itu sendiri. Dengan demikian hal tersebut akan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik.

Fitur Anotasi

Dalam menggunakan fitur classpoint pada power point, guru juga dapat memanfaatkan fitur anotasi pada aplikasi classpoint. Dengan fitur ini akan membuat guur lebih mudah untuk menjelaskan materi pada saat pembelajaran.

Dengan fitur anotasi ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif karena fitur ini juga akan membuat peserta didik dan guru menjadi sering berkomunikasi dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas.

 Laser Pointer

Laser pointer ini dapat berfungsi menjadi kursor pada tiap slide. Hal yang membedakan dengan kursor biasa adalah pada laser pointer ini akan tampilan akan terlihat menjadi lebih jelas daripada kursor biasa.

Dengan menggunakan fitur ini, guru akan mendapatkan kemudahan dalam menjelaskan poin poin penting dalam pembelajaran. Oleh sebab itu laser pointer ini menjadi hal yang dapat mempudahkan guru dalam menjelaskan materi.

Highligter

Dengan menggunakan fitur highliter ini akan dapat dimanfaatkan untuk memperjelas materi pelajaran baik untuk kalimat dan juga layar slide. Sama seperti fitur sebelumnya hal ini akan mempermudah guru dalam menerangkan pembelajaran.

Erase

Fitur erase ini akan berfungsi untuk menghapus dan juga menghilangkan tulisan dan juga kalimat pada file yang sedang dibuat. Dengan fitur ini guru menjadi tidak perlu takut dalam mengetikan dan juga menyisipkan gambar dikarenakan beberapa kesalahan tersebut dapat dihapus.

White Board

Fitur ini dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media tambahan dalam menerangkan materi pembelajaran. Hal tersebut dapat dimanfaatkan seperti layaknya papan tulis untuk melakukan pembelajaran dengan power point.

Beberapa hal diatas adalah beberapa fitur fitur dalam classpoint yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam memberikan materi. Dengan demikian pembelajaran akan dapat lebih mudah dilakukan menggunakan fitur fitur tersebut.


Keunggulan Classpoint Untuk Media Pembelajaran



 Keunggulan Classpoint Untuk Media Pembelajaran

Pada saat ini pembelajaran telah mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan tersebut mengakibatkan banyaknya media pembelajaran yang juga berubah pada saat ini. Dalam hal tersebut terdapat keunggulan classpoint untuk media pembelajaran.

Keunggulan classpoint dalam media pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru. Hal tersebut juga dikarenakan penggunaan media pembelajaran classpoint yang efektif untuk pembelajaran.

Pembelajaran secara konvesional sering membuat peserta didik menjadi bosan dalam pembelajaran. Untuk itulah guru perlu mencari alternatif lain yang dapat digunakan untuk pembelajaran tersebut. Salah satu alternatif tersebut adalah menggunakan media pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar dari peserta didik. Oleh sebab itu guru perlu menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dari peserta didik tersebut.

Dalam hal tersebut, penggunaan classpoint dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru. Classpoint tersebut merupakan suatu aplikasi yang telah terintregasi dengan powerpoint.

Dengan demikian, penggunaan powerpoint tersebut dapat digunakan bersamaan dengan penggunaan classpoint tersebut. Dalam hal ini penggunaan powerpoint beserta classpoint tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran.

Untuk penggunaan classpoint tersebut, terdapat beberapa keunggulan yang akan dirasakan oleh guru maupun peserta didik. Keunggulan dari aplikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memiliki banyak fitur

Aplikasi classpoint dirancang dengan banyak fitur seperti anotasi, kelas kode, laser pointer dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu akan memudahkan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran.

Dengan penggunaan beberapa fitur tersebut juga akan membuat suatu media pembelajaran menjadi lebih efektif dan juga efisien.

2. Mudah digunakan

Pada hal ini penggunaan aplikasi tersebut tergolong mudah digunakan. Guru dapat mempelajari beberapa fitur dalam classpoint untuk menggunakan aplikasi tersebut sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerangkan materi.

Hal tersebut juga memberikan beberapa tampilan yang mudah dipahami oleh guru untuk membuat suatu media pembelajaran menjadi lebih interaktif dan juga menarik. Dengan demikian fitur fitur tersebut akan mudah untuk dipelajari.

 3. Terintregasi dengan powerpoint

Salah satu keunggulan dari classpoint tersebut adalah terlah terintregasi dengan powerpoint. Hal tersebut akan membuat suatu pembelajaran menggunakan powerpoint akan menjadi mudah untuk digunakan.

Dengan demikian adanya aplikasi tersebut dapat berjalan bersama dengan powerpoint untuk dapat digunakan dalam pembelajaran.

4. Membuat media menjadi lebih interaktif

Keunggulan dari classpoint lainya adalah dapat membuat media pembelajaran menjadi lebih interaktif. Hal tersebut akan dapat dimanfaatkan oleh guru dalam membuat beberapa media pembelajaran yang efektif.

Salah satu dari penerapan tersebut adalah dengan membuat suatu powerpoint menjadi quiz interaktif. Hal tersebut dapat dibuat menggunakan classpoint dan dapat membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Beberapa hal diatas merupakan beberapa keunggulan dengan menggunakan classpoint. Dengan memanfaatkan aplikasi tersebut guru dapat dengan mudah membuat suatu media pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dengan adanya media pembelajaran yang interaktif tersebut, akan membuat suatu motivasi dan semangat belajar dari peserta didik menjadi meningkat. Selain itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan interaktif.

Dengan aplikasi tersebut, peserta didik juga akan didorong untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Hal ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menjadi efektif. Dengan hal tersebut guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi.

Demikian informasi mengenai Keunggulan Classpoint Untuk Media Pembelajaran. Semoga dapat menambah informasi.

Pada saat ini pembelajaran telah mengalami perkembangan yang signifikan. Perkembangan tersebut mengakibatkan banyaknya media pembelajaran yang juga berubah pada saat ini. Dalam hal tersebut terdapat keunggulan classpoint untuk media pembelajaran.

Keunggulan classpoint dalam media pembelajaran tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru. Hal tersebut juga dikarenakan penggunaan media pembelajaran classpoint yang efektif untuk pembelajaran.

Pembelajaran secara konvesional sering membuat peserta didik menjadi bosan dalam pembelajaran. Untuk itulah guru perlu mencari alternatif lain yang dapat digunakan untuk pembelajaran tersebut. Salah satu alternatif tersebut adalah menggunakan media pembelajaran.