Sabtu, 29 Oktober 2022

Teknik Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif Kurikulum Merdeka

Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.

Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup: asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning), asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).

Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.

Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.


Salah satu contoh penerapakan asesmen formatif adalah asesmen diri (self assessment) dan asesmen antarteman (peer assessment). Asesmen ini berfungsi sebagai bahan refleksi diri, yang nantinya dapat digunakan oleh Pendidik sebagai data/informasi untuk menkonfirmasi capain hasil belajar peserta didik.

Agar pelaksanaan asesmen sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, pendidik diharapkan memperhatikan karakteristik asesmen formatif dan sumatif.

Karakteristik asesmen formatif dan sumatif dijelaskan sebagai berikut:

Karakteristik Asesmen Formatif
  • Terintegrasi dengan proses pembelajaran yang sedang berlangsung, sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan. Demikian pula perencanaan asesmen formatif dibuat menyatu dengan perencanaan pembelajaran.
  • Melibatkan peserta didik dalam pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian diri, penilaian antarteman, dan refleksi metakognitif terhadap proses belajarnya).
  • Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam berbagai ranah, meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, motivasi belajar, sikap terhadap pembelajaran, gaya belajar, dan kerjasama dalam proses pembelajaran, sehingga dibutuhkan metode/ strategi pembelajaran dan teknik/instrumen penilaian yang tepat.
Karakteristik Asesmen Sumatif
  • Dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya satu lingkup materi, akhir semester, atau akhir tahun ajaran.
  • Pelaksanaannya bersifat formal sehingga membutuhkan perancangan instrumen yang tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang diharapkan dan proses pelaksanaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen.
  • Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua dan peserta didik, pemantauan kepada pemangku kepentingan (stakeholder)
  • Digunakan pendidik atau sekolah untuk mengevaluasi efektivitas program pembelajaran.

Teknik Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif 

Adapun teknik dan contoh perencanaan serta pengolahan asesmen formatif dan sumatif adalah sebagai berikut:

1. Gunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi tujuan pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. misalnya menyajikan, menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur, mengobservasi, dan lain-lain.

2. Identifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur pembelajaran secara formatif maupun sumatif.

3. Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan dengan menyusun modul ajar.

Jika asesmen berupa kinerja, pendidik dapat membuat instrumen dalam bentuk
rubrik seperti berikut:

Jika asesmen berupa tes, pendidik menyusun perangkat tes dengan disertai
pedoman penskorannya:

4. Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif

Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
  • Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti untuk memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses pembelajaran.
  • Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.
  • Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi.
  • Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal, lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
  • Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
  • Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk, proyek, portofolio), maupun tes.
  • Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.
5. Mengolah Hasil Asesmen

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan
sumatif. Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka
(kuantitatif) serta data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).

Tujuan pengolahan data:
  • Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kurun waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan belajar.
  • Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pemberian umpan balik.
Untuk memenuhi tujuan pengolahan data tersebut, satuan pendidikan diberikan
keleluasaan dengan mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, capaian
pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran. 


pengolahan hasil asesmen yang dapat dijadikan inspirasi satuan pendidikan, antara lain:

Alternatif 1: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.

Seluruh hasil asesmen formatif dan sumatif berupa angka diolah menjadi nilai akhir

Alternatif 2: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
  • Hasil formatif berupa angka dan hasil sumatif diolah menjadi nilai akhir.
  • Data berupa narasi (kualitatif) digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
Alternatif 3: Mengolah seluruh data formatif dan sumatif, untuk dijadikan nilai rapor.
  • Hasil asesmen sumatif diolah menjadi nilai akhir.
  • Hasil asesmen formatif digunakan sebagai pertimbangan deskripsi Capaian Kompetensi dalam rapor.
6. Menyajikan Hasil Asesmen ke Dalam Rapor

Nilai rapor disajikan berdasarkan penghitungan hasil pengolahan yang telah dilakukan. Pendidik perlu memperhatikan hasil asesmen yang tertinggi dan terendah pada kompetensi untuk kemudian disajikan ke dalam Capaian Kompetensi dalam rapor.

Jumat, 28 Oktober 2022

mengenal modul Project penguat profil pelajar Pancasila (P5)


"Perlunya Project penguat profil pelajar Pancasila"

"Perlulah anak-anak  (taman siswa) kita dekatkan hidupnya kepada peri kehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki 'pengetahuan' 'saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat 'mengalaminya' sendiri dan kemudian tidak hidup berpisah dengan anaknya." 
 Ki Hajar Dewantara

Tahapan perencanaan Projek
1. Merancang lokasi waktu dan dimensi profil pelajar Pancasila
2. Membentuk tim fasilitasi projek
3. Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan 
4. PP emilihan tema um Umum.
5. Menentukan tema spesifik
6. Merencanakan modul Projek

Prinsip kunci dalam P5 yang perlu diingat dalam menyusun model Projek

1.Holistik
2.kontekstual
3.Berpusat pada murid
4. Eksploratif

1. Holistik
*Mengkaji sebuah tema secara utuh dan melihat dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam
*Tema Project menjadi wadah untuk meleburkan beragam perspektif dan konteks pengetahuan secara terpadu

2. Kontekstual
@mendorong guru dan menjadi lingkungan sekitar dan realita kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran
@sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di lingkungan belajar masing-masing
@dengan mendasar Project pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam kesehatan murid dapat mengalami pembelajaran yang memakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.

3. Berpusat pada murid
@mendorong murid untuk aktif mengelola Project pembelajaran secara mandiri, dan mulai merencanakan, menentukan jenis Project hingga pelibatan diri dalam evaluasi proyeknya
@guru mengurangi peran sebagai aktor utama kegiatan belajar mengajar dan menjelaskan banyak materi dan memberikan banyak instruksi
@guru menjadi fasilitator pembelajaran yang memberikan banyak kesempatan pada murid untuk mengeksplorasi berbagai hal atas dorongan sendiri
@mengasah kemampuan murid dalam memunculkan inisiatif secara meningkat daya untuk menentukan pilihan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

4. Eksploratif
#membuka ruang yang lebar bagi proses pengembangan diri dan proses inquiry (proses memperoleh informasi dengan mengembangkan petanyaan menyelesaikan permasalahan memperoleh wawasan, merancang penelitian merefleksi)
#murid melakukan riset, mencari masalah yang terjadi di sekitarnya, mencari solusi, langkah yang mengatasi solusi mengidentifikasi dampak
#memiliki area eksplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran alokasi waktu dan penyelesaian dengan tujuan pembelajaran
#memberikan kesempatan seluas-luasnya pada murid untuk meramu projectnya mencari sumber ide dan bahan sendiri baik dari lingkungan fisik sekitarnya maupun dari internet
Diperlukan perencanaan kegiatan Project secara sistematis dan instruktur untuk memudahkan pelaksanaan nya


Contoh Penerapan dalam P5 Isu hangat 

“PERUBAHAN IKLIM” 
  1. Ajak para murid melihat gambaran secara luas lalu memahami secara bertahap sesuai kemampuan mereka 
  2. Pertanyaan pemantik : Mengapa akhir-akhir ini cuacanya lebih panas? Atau hujan turun lebih lebat dari biasanya?? 
  3. Apakah kebun sekolah (tanaman, lahan pertanian , dsb) terlihat berbeda karena cuaca ekstrim tersebut? Apa yang berbeda? 
  4.  Jika kebun sekolah kering apakah ada dampaknya pada keadaan rumah dan lingkungan sekitar saya? (misal kualitas dan kuantitas air menurun, banyak petani yang gagal panen, meningkatnya wabah penyakit, dll) 
  5. ajak murid berpikir “kenapa perubahan iklim bisa terjadi?” apa faKtor penyebabnya? Apa saja perilaku saya yang mempengaruhi perubahan iklim? 
  6.  Langkah nyata apa yang dapat saya lakukan untuk tidak memperburuk keadaan? Generasi selanjutnya juga memiliki hak untuk menikmati bumi yang indah dan nyaman 
Modul Projek 
  • Perencanaan pembelajaran dengan konsep pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning) yang disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, mempertimbangkan tema serta topik projek, serta berbasis perkembangan jangka panjang.
  • Modul projek dikembangkan berdasarkan dimensi, elemen, dan sub elemen profil pelajar pancasila 

TEMA PROJEK

  • Kemendikbudristek menentukan tema untuk setiap projek profil pelajar pancasila yang diimplementasikan di satuan pendidikan yang dikembangkan berdasarkan isu prioritas 
  • Terdapat empat tema untuk jenjang PAUD dan tujuh tema untuk SD-SMA sederajat dan delapan tema untuk SMK sederaja

Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 

  1. Kearifan Lokal 
  2. Gaya Hidup Berkelanjutan
  3. Bhineka Tunggal Ika 
  4. Rekayasa dan Teknologi 
  5. Suara Demokrasi 
  6. Bangunlah Jiwa dan Raganya 
  7. Kewirausahaan 
  8. Kebekerjaan (tema wajib SMK/MAK) 
Gaya Hidup Berkelanjutan  
  • Pembelajaran mengenai aktivitas manusia yang berdampak pada lingkungan sekitar , seperti perilaku membuang sampah, penggunaan plastik, penggunaan transportasi, perilaku berbelanja yang impulsif, dsb merupakan suatu hal yang dapat dikenalkan dan diajarkan kepada murid mulai dari sekolah dasar 
  • Menumbuh kembangkan kesadaran menjaga lingkungan dan memperhatikan aktivitas yang berdampak pada lingkungan sekitar 
  • Murid mempelajari kontribusi apa yang dapat ia lakukan untuk menjaga lingkungan sekitarnya • Memberikan kesempatan bagi murid untuk langsung mengalami pengetahuan dan menjawab isu isu di lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan alam 
  • Mempelajari potensi krisis berkelanjutan 
Penentuan topik dapat disesuaikan dengan isu yang terjadi di daerah masing-masing

KEARIFAN LOKAL
  1. Mengajak murid mengenal akar budaya dan kearifan lokal di daerah masing-masing 
  2. Menyiapkan murid sebagai warga dunia, menumbuhkan kecintaan dan rasa bangga terhadap keunikan dan ciri khas kebudayaan , tradisi dan kearifan lokal yang merupakaan bagian dari kekayaan budaya dunia sehingga mereka dapat tampil percaya diri dengan identitasnya sebagai bangsa Indonesia 
  3. Murid membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan local masyarakat sekitar / daerah tersebut dan perkembangannya dari waktu ke waktu. Murid juga mempelajari konsep dan nilai nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal 
penentuan topik kearifan lokal disesuaikan dengan fase dan kaunikan budaya daerah setempat 
  • Kearifan lokal bisa terkandung dalam cerita rakyat, lagu, permainan, tarian, musik, kain/busana tradisional maupun resep masakan tradisional 
  • Pekan permainan Tradisional -Fase A 
  • Rumah Unik Masa Lampau (Membuat maket arsitektur rumah tradisional) – Fase B 
  • Sehari Sehelai Benang Setahun Sehelai Kain (Membuat kain tradisonal dan etimologinya , pameran dan peragaan pemakaian kain tersebut) – Fase C 
  • Mari Makan Bersama (meneliti dan mereka ulang resep2 masakan tradisonal )– Fase D 
  • Pagelaran Seni (tari, drama, lagu/music, dll) – Fase E/F 

MERANCANG MODUL PROJEK
  1. Tim fasilitasi projek bekerjasama dalam merancang modul projek dan berdiskusi dalam menentukan 
  2. elemen dan sub elemen profil pelajar pancasila 
  3. alur kegiatan projek 
  4. tipe asesmen yang sesuai dengan tujuan dan kegiatan projek 

Profil Pelajar Pancasila       
  1. Dimensi
  2. Elemen
  3. sub Elemen 
 










Pilihan waktu pelaksanaan P5 
  • Menentukan satu hari dalam seminggu untuk pelaksanaan projek 
  • Mengalokasikan beberapa jam pelajaran di akhir hari untuk pelaksanaan projek 
  • Memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah jam tatap muka yang dialokasikan pada setiap projek 


Strategi Backward Design
  • Menentukan Tujuan 
  • Merancang Asesmen 
  • Mengambangkan Aktivitas 
Beberapa Alur Kegiatan Projek Profil Pelajar Pancasila


Alur kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila




Contoh modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Fase E (SMA) 


TUJUAN

Projek ini akan melatih peserta didik untuk lebih peka dan kreatif dalam memecahkan masalah lingkungan yang ada di sekitarnya

Melalui Projek Berkebun Tanpa Tanah ini, peserta didik akan melatih dan mengembangkan 3 dimensi dari Profil Pelajar Pancasila, yaitu: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Bernalar kritis, dan Bergotong royong

 Dimensi, elemen, dan sub elemen profil pelajar pancasila